Matahari mulai condong ke arah barat saat saya menginjakan kaki untuk pertama kalinya di titik nol km paling timur Indonesia di Distrik Sota, Merauke, Papua Selatan, akhir September 2024. Tak banyak masyarakat yang berada di Tugu Titik Nol Km Merauke-Sabang saat itu. Hanya ada 3 orang yang berfoto di tugu yang dikelilingi hutan hijau yang dinaungi langit biru cerah meski jarum jam sudah mengarah ke pukul 15.28 waktu Indonesia Timur. Tugu titik nol km di timur Indonesia itu menyuguhkan monumen dengan tulisan “0 KM Merauke-Sabang”. Masyarakat yang ingin berfoto atau menikmati suasana bisa duduk di atas tangga yang tepat berada di bawah tugu tersebut.
Di sisi timur tugu, terdapat patung Presiden Soekarno yang berdiri dan sedang menunjuk ke arah wilayah Indonesia. Sementara beberapa puluh meter setelah patung tersebut, ada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Tak banyak waktu yang saya habiskan di titik nol km timur Indonesia karena harus mengunjungi lokasi selanjutnya sebelum petang tiba. Meski begitu, pengalaman menginjakan kaki di titik nol km Sota memberikan kesan yang mendalam.
Pemandangan Hijau Sepanjang Jalan
Bagi sebagian masyarakat, titik nol km Indonesia di Sota mungkin belum populer. Maklum, selama ini masyarakat lebih mengenal titik nol Indonesia itu berada ujung barat Indonesia yakni di Sabang, Aceh. Namun jika kamu mengunjungi Merauke dan punya waktu luang, maka sempatkan untuk datang ke Tugu Nol Km Merauke-Sabang yang berada di Distrik Sota. Dari Merauke, saya menuju ke Tugu Titik Nol Km Merauke-Sabang menggunakan kendaraan roda 4 dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam perjalanan. Adapun jarak Merauke ke tugu nol km di Sota sekitar 79 km.
Sepanjang perjalanan, saya ditemani oleh 3 orang rekan dan hijaunya hutan di samping kanan-kiri jalan yang merupakan Taman Nasional Wasur. Tak banyak kendaraan yang melintasi jalur tersebut saat saya menuju Sota, hanya sesekali saja berpapasan. Sementara itu, kondisi jalan dari Merauke ke Sota sudah mulus beraspal sehingga kendaraan bisa dipacu lebih cepat. Jalannya datar tidak ada tanjakan atau turunan seperti melewati wilayah pegunungan. Oleh karena itu, waktu tempuh ke Sota bisa lebih cepat jika kecepatan kendaraan dipacu lebih cepat.
Mampir Melihat Istana Semut
Wilayah Merauke memiliki fenomena yang sangat unik dan jarang ditemui di daerah lain. Fenomena tersebut yaitu adanya istana semut atau yang dikenal dengan Musamus. Fenomena istana semut tersebut saya temui di sapanjang jalan menuju Distrik Sota. Tingginya beragam, namun ada beberapa yang melebihi tinggi badan saya sekitar 178 cm. Saya sempat berhenti sejenak untuk melihat secara langsung Musamus. Takjub rasanya melihat fenomena tersebut dari dekat karena sulit membayangkan binatang sekecil semut bisa mebuat sarang yang tingginya lebih dari tinggi saya. Uniknya lagi, istana-istana semut tersebut tepat berada di sisi kanan-kiri jalan. Jadi saya tidak perlu jalan memasuki hutan untuk mendekat melihat fenomena tersebut.